Terkadang, pikiran ini penuh, penuh sekali dengan urusan-urusan duniawi...sehingga lelah, jenuh membuat tak bisa menikmati hidup. Begitulah, aku senang bersilaturrahmi, dan akan membuat hariku bertambah indah jika kebetulan yang kukunjungi adalah orang-orang spesial, orang-orang yang punya kehidupan yang luar biasa. Kenyataannya, aku lebih banyak menemukan, orang-orang yang orientasinya telah termakan duniawi, mau orang itu awam banget dalam agama kek bahkan orang yang secara penampilannya sekaliber ustadz sekalipun, memang ga ada yang bisa jamin kualitas pribadi orang dari penampilan.
Beberapa orang mungkin terlihat berorientasi duniawi, tapi subhanallah ternyata mereka lebih memiliki spiritualitas hidup, lebih memaknai syukur, sabar atau bisa dibilang lebih mendekati sunnah (apa-apa yang dicontohkan Rasul sallallahu 'alaihi wassalam). Sebaliknya, beberapa orang ada yang kondisinya berkebalikan dari itu. Memang, kebahagiaan bukanlah terletak pada seberapa harta yang dimiliki seseorang, tapi pada seberapa jauh kesadarannya tentang hidup. Dengan mengenal hakikat hidupnya, ia akan menjadi manusia yang syukur, menjalani hidup penuh kesadaran, bahwa hidup di dunia ini adalah demi mengumpulkan bekal untuk hidup yang selamanya. Apapun kondisi kita, hakikatnya adalah ujian keimanan. Karena tidak semua orang bisa mengingat Rabbnya di saat kaya, tidak pula semua orang bisa mengingat Rabbnya saat miskin.