Ikhwan tipiss???
Istilah ikhwan tipiss memang bid'ah alias sesuatu yang baru di mana istilah ini sangat cocok digunakan untuk menyebut ikhwan (baca: lelaki) khususnya lelaki muslim yang telah mengakui dirinya mengenal Islam yang benar di mana antara ilmu dan amalnya masih mengalami ketimpangan.
Alhamdulillah atas kenikmatan yang diberikan oleh Alloh berupa perkembangan teknologi sehingga memungkinkan kemudahan2 bagi kita dalam mengakses ilmu-ilmu agama, semakin banyaklah pintu- pintu hidayah yang terbuka untuk kita.
Akan tetapi salah satu dampak yang kurang baik terhadap maraknya jalan informasi pengetahuan akan ilmu agama adalah tumbuhnya para penuntut ilmu yang akhirnya dia menuntut ilmu secara acak, tidak runtut. Hal ini dapat berakibat terhadap cara berpikirnya alias pemahamannya. Runtut berpikir dia dalam memahami agama bisa jadi tidak benar, karna dia mengambil ilmu secara acak, belum lagi jika ia hanya memanfaatkan waktu luang saja untuk menuntut ilmu.
Dampak negatif akan lebih parah jika ternyata si penuntut ilmu hanya "hobby" mengumpulkan ilmu saja tanpa ada usaha untuk mengamalkannya. Atau sebaliknya, bisa saja karna ilmunya sudah "sangat menumpuk" lalu ia bingung untuk memulai mengamalkannya dari mana.
Adapun fenomena ikhwan tipiss yang paling tipiss adalah di mana ia hanya berputar2 pada masalah golongan saja dan merasa golongannya lah yang paling benar dengan disertai tindakan2 kekejaman seperti mengeluarkan isi "kebun binatang" atau perkataan olokan lain yang sama sekali tidak mencerminkan dia adalah seorang muslim.
Wallahu a'lam. Sesungguhnya fenomena tipiss tidaklah hanya milik ikhwan memang, sangat memungkinkan pula terjadi sebaliknya, yaitu adanya akhwat tipiss. Kehati2an alias waspada wajib dipunyai oleh kedua pihak baik ikhwan maupun akhwat. Apalagi jika menyangkut soal "masa depan" alias pernikahan.
Alhamdulillah atas kenikmatan yang diberikan oleh Alloh berupa perkembangan teknologi sehingga memungkinkan kemudahan2 bagi kita dalam mengakses ilmu-ilmu agama, semakin banyaklah pintu- pintu hidayah yang terbuka untuk kita.
Akan tetapi salah satu dampak yang kurang baik terhadap maraknya jalan informasi pengetahuan akan ilmu agama adalah tumbuhnya para penuntut ilmu yang akhirnya dia menuntut ilmu secara acak, tidak runtut. Hal ini dapat berakibat terhadap cara berpikirnya alias pemahamannya. Runtut berpikir dia dalam memahami agama bisa jadi tidak benar, karna dia mengambil ilmu secara acak, belum lagi jika ia hanya memanfaatkan waktu luang saja untuk menuntut ilmu.
Dampak negatif akan lebih parah jika ternyata si penuntut ilmu hanya "hobby" mengumpulkan ilmu saja tanpa ada usaha untuk mengamalkannya. Atau sebaliknya, bisa saja karna ilmunya sudah "sangat menumpuk" lalu ia bingung untuk memulai mengamalkannya dari mana.
Adapun fenomena ikhwan tipiss yang paling tipiss adalah di mana ia hanya berputar2 pada masalah golongan saja dan merasa golongannya lah yang paling benar dengan disertai tindakan2 kekejaman seperti mengeluarkan isi "kebun binatang" atau perkataan olokan lain yang sama sekali tidak mencerminkan dia adalah seorang muslim.
Wallahu a'lam. Sesungguhnya fenomena tipiss tidaklah hanya milik ikhwan memang, sangat memungkinkan pula terjadi sebaliknya, yaitu adanya akhwat tipiss. Kehati2an alias waspada wajib dipunyai oleh kedua pihak baik ikhwan maupun akhwat. Apalagi jika menyangkut soal "masa depan" alias pernikahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar