Sebelumnya saya dalam tulisan ini memang murni pemikiran saya yang tentu banyak salah. Dan menuliskan ini saya tak punya tendensi dan maksud apapun, benar-benar hanya ingin mengeluarkan apa-apa yang ada dalam pikiran ini.
Hmm...saya akan memulainya dari sini. Saat saya kuliah (entah semester berapa) ketika mulai merasa nyaman dengan sebuah lingkungan yang sungguh sangat kondusif dalam hal pengetahuan agama.But, jujur saja ada satu hal yang cukup menjadi ganjelan. Yaitu mengenai nikah. Whats wrong with nikah? nothing wrong but..this is (just) my opinion...
Saya merasa ada yang tidak imbang. Saya merasa ada sedikit berlebihan dalam penekanan tentang menikah. SAMA SEKALI INI TIDAK SALAH. Secara umum dan hukum asalnya, menurut saya memang ini yang baik. Tetapi bukankah lantas akan ada implementasi yang berbeda pada situasi yang berbeda? Jika situasinya lantas menyebabkan ia berhenti kuliah dan menyebabkan kekecewaan yang besar di pihak orang tua lantas siapa yang akan berani bertanggung jawab mengganti rugi semua itu?Dan terkadang, penekanan yang berlebihan terhadap nikah itu menyebabkan kesan nikah sebagai "pelarian" yang bisa diperparah jika yang disampaikan itu tidak seimbang antara hal-hal yang indah dengan problematikanya (resiko) yang harus ditanggung, yang pada akhirnya akan membentuk paradigma "aku harus cepat-cepat nikah biar ini..biar itu..biar bla..bla..bla.." dan kita pun lupa dengan tujuan utama menikah, keikhlasan dan niat yang lurus dalam menikah..