Urip Manungsa Punika namung Sawang Sinawang

| |

Di awal tahun kuliah, saat aku masih tinggal di rumah budeku, aku sering ngobrol sama anaknya pakde (masku) tentang hidup. Suatu kali, kami bicara tentang makin banyaknya manusia yang sering mengeluhkan keadaannya serta banyaknya orang yang saling menghujat. Dan aku mengingat apa yang dikatakan oleh masku, bahwa manusia hidup itu -dalam bahasa jawa diistilahkan dengan- sawang sinawang.

Sawang sinawang bisa diartikan seperti pribahasa rumput di rumah tetangga selalu nampak lebih hijau. Seseorang yang selalu melihat keadaan orang lain lebih baik darinya dan tak bersyukur atas keadaan dirinya tak akan beroleh kebahagiaan hidup. Banyak contohnya.

Pengguna jalan bisa menjadi salah satu contohnya. Pengendara motor ataupun sepeda barangkali memandang pengendara mobil itu enak dan nyaman, akibatnya jika ada "oknum" pengendara mobil yang kebetulan tidak tertib maka yang kena hujatan seluruh pengendara mobil, saya rasa sering sekali kita mendengar cibiran "mentang-mentang punya mobil bla...bla...bla...". Padahal jika mau objektif, bisa dilakukan survei mana yang lebih banyak tidak tertib berlalu lintas, silakan saja jika ada yang mau survei secara serius. Memang, kenyataannya ada beberapa faidah yang lebih dengan pengendara mobil, diantaranya berkaitan dengan cuaca; kalo panas mungkin tidak kepanasan (itu juga kalo AC mobil berfungsi dengan baik), kalo hujan maka tidak kehujanan. Tapi sebaliknya, mungkin pengendara motor tak tau betapa capeknya jika dalam antrian macet yang panjang, sementara pengendara motor dapat selip sana selip sini.

Contoh lainnya dalam sebuah perusahaan. Barangkali seorang cleaning service memandang bosnya sangat enak hidupnya, cuma duduk2 (karena keliatannya cuma duduk) tapi hasilnya lebih banyak dari dia yang (keliatannya) lebih capek harus begini dan begitu. Tapi barangkali ia tak tahu kalo si bos (jika bosnya memang orang yang bertanggung jawab) justru memandang hidupnya sangat berat karna beratnya urusan yang ia pikul, ia justru menginginkan hidup yang lebih rileks seperti office boy nya.

Masih banyak lagi, saya yakin kita pun sering pikir kok kita seprrti ini ya, enak sekali jadi dia begitu. Itulah hidup. Tanpa rasa syukur, maka tak kan kita peroleh kebahagiaan yang hakiki....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar