Kata ospek pastinya sudah tidak asing lagi terdengar. Selama ini, ospek masih identik dengan kekerasan dan hal-hal yang negatif. Banyak civitas akademika yang serta merta tidak menyukai ospek. Alasannya tentu saja takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Lebih-lebih dari mereka, orang tua mereka lebih banyak yang antipati terhadap kegiatan ospek. Namun, apakah ospek memang benar tidak bermanfaat sama sekali.
Saya sendiri bersikap tidak menentang tetapi juga tidak terlalu mengapresiasi. Tidak semua dari ospek itu negatif, bahkan menurutku begitulah sebagian gambaran kehidupan. Masih teringat sekali, nasihat dari ketua OSIS pada waktu aku mengikuti LDK di SMA. Ia berkata kepada kami, kenapa ketika ospek semua seolah salah meskipun sudah benar tetap sering disalahkan. Dan inilah yang ia sampaikan : "Nanti ketika kalian sudah terjun dalam kehiidupan bekerja maupun bermasyarakat, mungkin kalian akan mendapatkan keadaan seperti itu. Ketika kalian sudah berusaha optimal, sudah memberikan yang terbaik, tetapi tetap menerima caci maki, atau paling tidak koreksi. "
Begitulah sebenarnya, salah satu pelajaran yang ingin disampaikan dari sebuah kegiatan bernama ospek. Pelajaran lain yang dapat diambil dari ospek adalah bekerja di bawah tekanan, bekerja dengan load tinggi dan masih banyak lagi (rasa-rasanya seperti kondisi di tempat kerjaku, hehehe, piss ah ^.^v). Sayangnya, jujur saja sampai saat ini hanya hanya saat SMA itulah saya menjumpai panitia yang menyampaikan makna ospek dengan hikmah. Mungkin, panitia atau ketua ospek yang lain merasa bahwa sebagai manusia dewasa peserta ospek sepatutnya bisa menarik hikmah dari ospek itu sendiri.
Sejatinya, hikmah dari ospek itu memang banyak, barangkali masing-masing punya makna yang berbeda. Namun, bukankah sampai saat ini secara umum ospek sudah dinilai negatif, jadi menurut saya ada baiknya disampaikan salah satu pelajaran yang ingin disampaikan kepada para peserta agar peserta dapat menyikapinya lebih positif. Selebihnya, peserta diharapkan dapat memetik pelajaran-pelajaran yang berguna setidaknya bagi dirinya. Itulah mengapa, selama ospek itu tidak main fisik (pukulan, tendangan dan semacamnya) dan juga tidak melarang ataupun menghambat solat wajib saya kira tidak perlu dibesar-besarkan menentangnya.
Sayangnya, saya tidak memungkiri dan amat menyesali karena memang masih banyak kegiatan ospek yang benar-benar bermuatan negatif. Saya menyesali adanya penyelenggara kegiatan semacam ospek yang memanfaatkan kesenioritasnya. Yang menyelenggarakan ospek berisikan santapan fisik, atau bahkan pelecehan seksual. Na'udzubillah. Dan semestinya, tugas-tugas yang diberikan yang lebih mendidik dan masuk akal saja lah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar