Oleh: Ustadz Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafizh
Kuliah perdana LTQ Markaz Quran 23 Juli 2016/ 18 syawal 1437H
Diibaratkan sebuah handphone berharga 10jt, mahal2 hanya utk sms atau WA atau Uang 1M hanya untuk membeli peniti.
Adalah dzolim ketika sesuatu yang besar disikapi dengan yang rendahan.
Ini yang harus kita pahami utk Al-Quran.
Ketika mengikuti Tahsin, Tilawahnya sudah bagus lalu merasa cukup atau Al-Quran hanya dihafal saja, tanpa memahami betul-betul semua tujuan yang Allah berikan.
Belum sampai tujuan maksimal, dan kita pun sudah tidak sabar.
Padahal semua kesulitan yang kita alami, itu semua adalah dalam rangka mempelajari Kalamullah yang Mulia.
Dalam menghafal misalnya; Mau yang cepat atau lama nempelnya, sama-sama mulia disisi Allah SWT.
Yang tidak mulia, adalah yang tidak melakukan apa-apa.
Hanya 'kepengen' saja.
Semua disebabkan karena tidak sadarnya seseorang bahwa dia bersama suatu alat/sarana yang besar.
Maka sdh seharusnya kita menggali terus, betapa besarnya Al-Quran disisi Allah SWT.
Apakah besarnya karena didalamnya banyak menjelaskan ttg siapa Allah SWT.
Tidakkah Ayat2 spt itu, membuat kita merasakan betapa Agungnya Allah.
Terutama QS. Al-an'am ayat:1.
Hamdalah bukan hanya setelah makan atau mendapat rizki.
Allah mengajarkan seharusnya:
Hamdalah itu sampai terhadap keberadaan langit n bumi, sampai pada keberadaan gelap dan terang.
Yang tdk mensyukuri nikmat hanya orang2 kafir.
Ketika smp Q.S. Az-Zumar ayat: 67, banyak orang shalih yang takut mengucapkan ttg sifat manusia yg tdk mengagungkan Allah.
Manusia banyak yg tdk menghormati Allah dg penghargaan yang sesungguh2nya.
Padahal semua bumi ini bisa digenggam dan langit bisa dilipat oleh Allah SWT.
Bahkan melecehkan Allah ketika manusia itu syirik kpd Allah.
Lihatlah bgmn langit n bumi itu, ketika Allah mengatakan wahai langit, hendaklah kamu terbelah.
Di Q.S. Al-Insyiqaq: 1-5.
Maka dengan segera langit melaksanakan perintah Allah.
Maka ayat2 spt ini shrsnya membuat kita mengagungkan Allah SWT.
Menjadikan kita orang yang mudah meneteskan airmata krn Al-Quran.
Maka agendakanlah dalam hidup ini, untuk melaksanakan ketaatan, bisa meneteskan airmata karena Al-Quran.😭
Harus diniatkan.
Apakah firman Allah misalkan di S At Takatsur, Q.S Az Zalzalah, dst.
Ini harus menjadi PR kita sepanjang hidup.
Walaupun 1 kali.
Agar ada alasan bagi Allah utk menjaga diri kita agar tdk tersentuh api neraka.
Krn Rasulullah menjanjikan:
2 mata yang tdk tersentuh api neraka yaitu mata yang berjaga dlm rangka jihad dan mata yang meneteskan airmata karena takut kepada Allah.
Pahamilah, kenalilah Allah melalui AlQuran, niscaya kita akan merindukan dan tidak akan berpisah dengan Al-Quran.
Krn manusia tidak mungkin berpisah dr Allah SWT.
Bagaimana Allah SWT didalam ayat2 yg dibaca.
Lebih dalam lg coba pahami bagaimana gunung, bumi bisa khusyuk dan siap menunaikan perintah kepada Allah.
Kapan saja siap diinstruksi.
Bagaimana dengan saya, apakah sudah punya kesiapan menerima perintah Allah?
Target2 besar, Tahsin dan Tahfizh yg kita pelajari baru proses awal.
Kita harus sampai pd proses yg lebih besar.
Yaitu bagaimana seluruh ummat bisa mencintai Al-Quran.
Tantangannya: bagaimana 1 RT, kelurahan, kecamatan, kota, provinsi bisa mencintai Al-Quran (sbgmn masyarakat Turki sdh merintisnya).
Sudah seharusnya semua bercita-cita: semua harus membayar zakatnya.
Walaupun saya blm sepenuhnya mencintai Al-Quran, saya akan berusaha mempengaruhi orang lain minimal mempunyai kesadaran ber-AlQuran seperti saya bahkan seharusnya lebih baik dari saya.
Hanya dg seperti itu, berarti kita tlh memanfaatkan Al-Quran utk tujuan yg besar.
Wa man ahsanu qoulan mimman da'a ilallahi wa'amila shaalihaa.
Tidak ada yg lebih baik dlm khdpn ini, kecuali amal yg mengajak mns kpd Allah SWT.
Kisah Q.S. AlKahfi:18.
Anjing menjadi termuliakan ketika ia bersama orang2 yang berjuang utk dakwah dijalan Allah SWT.
Di Q.S. Al-Fiil:1.
Gajah pun jd mulia.
Gajah terbesar bernama Mahmud, dtg dr Yaman menuju ke Makkah smp di Mina, Mahmud ini memimpin semua gajah yg lain utk duduk.
Tidak ada amal yang besar, kecuali kita menjadi sarana tersampaikannya hidayah Allah kepada manusia.
Sebagaimanapun kita mendapat hidayah, tdk lepas dari peran orang lain.
Bagaimana menghiasi diri kita dgn akhlaq Qurani?
Bahkan ketika akhlaq kita dilemahkan oleh orang terdekat kita.
Karena kelemahannya, diri kita banyak sifat negatifnya.
Q.S Al-Ma'arij: 19-21
Bagaimana kita bisa berakhlaq seperti di Q.S At-Taghabun: 14.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻻَﺩِﻛُﻢْ ﻋَﺪُﻭًّﺍ ﻟَﻜُﻢْ ﻓَﺎﺣْﺬَﺭُﻭﻫُﻢْ ۚ ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻌْﻔُﻮﺍ ﻭَﺗَﺼْﻔَﺤُﻮﺍ ﻭَﺗَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-Diantara pasangan2mu adalah musuh bagimu. Maka kamu harus waspada.
Kenapa disebut musuh?
1. Karena mudah memicu runtuhnya akhlaq seseorang.
2. Karena Rumah Tangga sering menjadi penghalang terlaksananya amal shalih.
Melenakan dari ketaatan.
Gagal sekali wajar, tapi kl sepanjang hidup terus gagal dalam beramal tidak wajar (QS. Al-Munafiqun:9.)
Hendaklah kita punya akhlaq yang penuh pemaaf
Rinciannya:
-Ta'fu: memaafkan, tapi sifatnya baru tidak ingin menuntut.
Pemaafan yang paling rendah bobotnya.
-Wa Tashfahuu; memaafkan,lebih tinggi lagi derajatnya.
-Wa Taghfiruu: memberi maaf, tingkatan tertinggi.
Makna lainnya: Dilupakan.
Harus ada 3 hal itu, baru Allah akan Ghafuurur Rahiim
Q.S. At-Taghabuun ayat:16
Fattaqullaha Mastatho'tum;
Amal shalih/ketaqwaan yang termaksimalkan dalam dirinya.
Jangan disalahpahami dengan siap/tidaknya kita.
Latihlah diri ini sehingga maksimal.
Sehingga bagi orang lain tidak terjangkau, tapi bagi dirinya terjangkau.
Semoga bermanfaat, boleh di share.
📝 Dessylia Puspita
Kuliah perdana LTQ Markaz Quran 23 Juli 2016/ 18 syawal 1437H
Diibaratkan sebuah handphone berharga 10jt, mahal2 hanya utk sms atau WA atau Uang 1M hanya untuk membeli peniti.
Adalah dzolim ketika sesuatu yang besar disikapi dengan yang rendahan.
Ini yang harus kita pahami utk Al-Quran.
Ketika mengikuti Tahsin, Tilawahnya sudah bagus lalu merasa cukup atau Al-Quran hanya dihafal saja, tanpa memahami betul-betul semua tujuan yang Allah berikan.
Belum sampai tujuan maksimal, dan kita pun sudah tidak sabar.
Padahal semua kesulitan yang kita alami, itu semua adalah dalam rangka mempelajari Kalamullah yang Mulia.
Dalam menghafal misalnya; Mau yang cepat atau lama nempelnya, sama-sama mulia disisi Allah SWT.
Yang tidak mulia, adalah yang tidak melakukan apa-apa.
Hanya 'kepengen' saja.
Semua disebabkan karena tidak sadarnya seseorang bahwa dia bersama suatu alat/sarana yang besar.
Maka sdh seharusnya kita menggali terus, betapa besarnya Al-Quran disisi Allah SWT.
Apakah besarnya karena didalamnya banyak menjelaskan ttg siapa Allah SWT.
Tidakkah Ayat2 spt itu, membuat kita merasakan betapa Agungnya Allah.
Terutama QS. Al-an'am ayat:1.
Hamdalah bukan hanya setelah makan atau mendapat rizki.
Allah mengajarkan seharusnya:
Hamdalah itu sampai terhadap keberadaan langit n bumi, sampai pada keberadaan gelap dan terang.
Yang tdk mensyukuri nikmat hanya orang2 kafir.
Ketika smp Q.S. Az-Zumar ayat: 67, banyak orang shalih yang takut mengucapkan ttg sifat manusia yg tdk mengagungkan Allah.
Manusia banyak yg tdk menghormati Allah dg penghargaan yang sesungguh2nya.
Padahal semua bumi ini bisa digenggam dan langit bisa dilipat oleh Allah SWT.
Bahkan melecehkan Allah ketika manusia itu syirik kpd Allah.
Lihatlah bgmn langit n bumi itu, ketika Allah mengatakan wahai langit, hendaklah kamu terbelah.
Di Q.S. Al-Insyiqaq: 1-5.
Maka dengan segera langit melaksanakan perintah Allah.
Maka ayat2 spt ini shrsnya membuat kita mengagungkan Allah SWT.
Menjadikan kita orang yang mudah meneteskan airmata krn Al-Quran.
Maka agendakanlah dalam hidup ini, untuk melaksanakan ketaatan, bisa meneteskan airmata karena Al-Quran.😭
Harus diniatkan.
Apakah firman Allah misalkan di S At Takatsur, Q.S Az Zalzalah, dst.
Ini harus menjadi PR kita sepanjang hidup.
Walaupun 1 kali.
Agar ada alasan bagi Allah utk menjaga diri kita agar tdk tersentuh api neraka.
Krn Rasulullah menjanjikan:
2 mata yang tdk tersentuh api neraka yaitu mata yang berjaga dlm rangka jihad dan mata yang meneteskan airmata karena takut kepada Allah.
Pahamilah, kenalilah Allah melalui AlQuran, niscaya kita akan merindukan dan tidak akan berpisah dengan Al-Quran.
Krn manusia tidak mungkin berpisah dr Allah SWT.
Bagaimana Allah SWT didalam ayat2 yg dibaca.
Lebih dalam lg coba pahami bagaimana gunung, bumi bisa khusyuk dan siap menunaikan perintah kepada Allah.
Kapan saja siap diinstruksi.
Bagaimana dengan saya, apakah sudah punya kesiapan menerima perintah Allah?
Target2 besar, Tahsin dan Tahfizh yg kita pelajari baru proses awal.
Kita harus sampai pd proses yg lebih besar.
Yaitu bagaimana seluruh ummat bisa mencintai Al-Quran.
Tantangannya: bagaimana 1 RT, kelurahan, kecamatan, kota, provinsi bisa mencintai Al-Quran (sbgmn masyarakat Turki sdh merintisnya).
Sudah seharusnya semua bercita-cita: semua harus membayar zakatnya.
Walaupun saya blm sepenuhnya mencintai Al-Quran, saya akan berusaha mempengaruhi orang lain minimal mempunyai kesadaran ber-AlQuran seperti saya bahkan seharusnya lebih baik dari saya.
Hanya dg seperti itu, berarti kita tlh memanfaatkan Al-Quran utk tujuan yg besar.
Wa man ahsanu qoulan mimman da'a ilallahi wa'amila shaalihaa.
Tidak ada yg lebih baik dlm khdpn ini, kecuali amal yg mengajak mns kpd Allah SWT.
Kisah Q.S. AlKahfi:18.
Anjing menjadi termuliakan ketika ia bersama orang2 yang berjuang utk dakwah dijalan Allah SWT.
Di Q.S. Al-Fiil:1.
Gajah pun jd mulia.
Gajah terbesar bernama Mahmud, dtg dr Yaman menuju ke Makkah smp di Mina, Mahmud ini memimpin semua gajah yg lain utk duduk.
Tidak ada amal yang besar, kecuali kita menjadi sarana tersampaikannya hidayah Allah kepada manusia.
Sebagaimanapun kita mendapat hidayah, tdk lepas dari peran orang lain.
Bagaimana menghiasi diri kita dgn akhlaq Qurani?
Bahkan ketika akhlaq kita dilemahkan oleh orang terdekat kita.
Karena kelemahannya, diri kita banyak sifat negatifnya.
Q.S Al-Ma'arij: 19-21
Bagaimana kita bisa berakhlaq seperti di Q.S At-Taghabun: 14.
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻻَﺩِﻛُﻢْ ﻋَﺪُﻭًّﺍ ﻟَﻜُﻢْ ﻓَﺎﺣْﺬَﺭُﻭﻫُﻢْ ۚ ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻌْﻔُﻮﺍ ﻭَﺗَﺼْﻔَﺤُﻮﺍ ﻭَﺗَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَﺣِﻴﻢٌ
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
-Diantara pasangan2mu adalah musuh bagimu. Maka kamu harus waspada.
Kenapa disebut musuh?
1. Karena mudah memicu runtuhnya akhlaq seseorang.
2. Karena Rumah Tangga sering menjadi penghalang terlaksananya amal shalih.
Melenakan dari ketaatan.
Gagal sekali wajar, tapi kl sepanjang hidup terus gagal dalam beramal tidak wajar (QS. Al-Munafiqun:9.)
Hendaklah kita punya akhlaq yang penuh pemaaf
Rinciannya:
-Ta'fu: memaafkan, tapi sifatnya baru tidak ingin menuntut.
Pemaafan yang paling rendah bobotnya.
-Wa Tashfahuu; memaafkan,lebih tinggi lagi derajatnya.
-Wa Taghfiruu: memberi maaf, tingkatan tertinggi.
Makna lainnya: Dilupakan.
Harus ada 3 hal itu, baru Allah akan Ghafuurur Rahiim
Q.S. At-Taghabuun ayat:16
Fattaqullaha Mastatho'tum;
Amal shalih/ketaqwaan yang termaksimalkan dalam dirinya.
Jangan disalahpahami dengan siap/tidaknya kita.
Latihlah diri ini sehingga maksimal.
Sehingga bagi orang lain tidak terjangkau, tapi bagi dirinya terjangkau.
Semoga bermanfaat, boleh di share.
📝 Dessylia Puspita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar