Dakwah atau Berdagang?

| |

Ini bukan soal dakwah lewat jualan, tetapi ini soal dakwah itu sendiri.

Setau saya, dakwah artinya mengajak, mengajak pada kebenaran. Namun, saya sering merasakan orang-orang yang mengaku berdakwah itu seperti orang berdagang. Pasalnya, mereka menjadikan tolak ukur keberhasilan dakwah dari hal-hal yang lebih bersifat material, seperti banyaknya "anggota komunitas", apakah orang tersebut sudah memakai "seragam" yang sama dengan mereka, dan semacamnya. Hal tersebut juga bukan menyudutkan "jamaah" manapun, tetapi saya melihat "benang merah" itu terjadi di hampir semua jamaah.

Jujur saja, beberapa teman saya dulu sering meminta saya untuk mengajaknya menghadiri pengajian jika saya berangkat. Ketika saya tanya, "memang harus sama aku?", jawabannya kurang lebih, "kalau nggak sama mbak, aku malu, nanti aku 'beda' sendiri". Saya sih cuman diam, soalnya hal seperti ini sebenarnya juga sering menggalaukan hati saya, hihihi..

Dulu, kekhawatiran akan menjadi "orang asing" hampir selalu datang ketika saya ingin mengikuti pengajian-pengajian. Tepatnya, ketika saya belum menemukan "inti" dari apa itu menuntut ilmu, apa itu manhaj, apa itu berdakwah sehingga saya pun belum mempunyai konsep yang jelas atas diri saya sendiri.

Alhamdulillah seiring dengan waktu saya justru tumbuh dengan keyakinan yang mantap sehingga bisa tetap "membandel". Membandel dalam artian, saya nggak perduli apa kata orang tentang saya, sehingga "hantu" komentar-komentar itu tidak lagi menjadi penghalang dari keinginan saya untuk berusaha mendekatkan diri kepada Nya dan senantiasa memperbaiki diri saya.

Terkadang saya sedih ketika melihat sebagian teman "pendahulu" justru terlihat "berubah", meskipun saya tetap menjaga sebuah husnudhon, dan berharap semoga di mata Allah tidaklah sama dengan apa yang saya nilai. Hal ini membuat saya berpikir, soal dakwah dan dalam pikiran saya lama-lama saya jadi merumuskan bahwa kebanyakan orang yang mengaku berdakwah itu sejatinya seperti berdagang saja. Semoga saya dan kalian semua tidaklah demikian. Bukankah Nabi pernah mengingatkan agar jangan membuat orang lari dari agama (Islam)?

Allahu Musta'an

ps ustazah siti :
kalo dakwah = jual beli, menurutku ada benarnya. juru dakwah ilallah tlah menjual diri, tenaga & pikiran untuk Allah, ia hanya berharap penghargaan dariNya.. Ia selalu menyeru: ikutilah Allah dan RasulNya, bukan : ikutilah aku ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar