Beberapa Hal Tentang Mendidik Anak sejak dalam Kandungan...

| |

Berikut saya ambilkan hal-hal tentang pendidikan anak semenjak dalam kandungan bundanya, dengan disertai beberapa perubahan yang merupakan opini pribadi saya...


Sel-sel otak janin mulai terbentuk ketika di masa kehamilan 3 - 4 bulan. Mulai usia janin 6 bulan ke atas, jalinan hubungan antarsel otak pun terbentuk. Ini kemudian membentuk suatu rangkaian fungsi-fungsi. Di usia janin selanjutnya, kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan di antara sel-sel otak pun ditentukan oleh rangsang yang diberikan plus tentu saja, asupan gizi yang cukup.
Menurut dokter spesialis anak, dr Sudjatmiko, MD SpA. kecerdasan seorang anak sudah bisa dirangsang ketika ia masih berada dalam kandungan ibunya. Secara umum, kata Sudjatmiko, ada tiga aspek yang harus diperhatikan orang tua kepada sang anak ketika masih berada dalam kandungan. Yaitu, terpenuhinya kebutuhan kasih sayang, biomedis, dan rangsangan. 


Berkaitan dengan pernyataan di atas, beberapa hal berikut patut menjadi perhatian bunda..:


>>Memberi Rangsangan pada Janin


Di usia 8 minggu, sensitivitas janin terhadap sentuhan mulai terbentuk. Bagian tubuh pertama yang mulai merasakan sentuhan adalah area yang terbilang sensitif pada orang dewasa, seperti pipi, area genital, telapak tangan dan telapak kaki. Melalui pemantauan USG 4 Dimensi, janin nampak muai mengeksplorasi sensasi sentuhan ini. Anda bisa melihat pada layar monitor saat janin memegang pipi atau menghisap jempol. Juga aksi gerak tangan dan kaki. Untuk latihan, Anda dapat memberi rangsang sentuhan pada bagian perut Anda yang tampak menonjol akibat desakan tubuh janin. Tunggu beberapa saat. Tak lama kemudian, janin biasanya akan "membalas" dengan menendang, meninju atau sekadar mengubah posisi. Menurut Anthony J. Descaper, peneliti asal Amerika Serikat, permainan ini dapat dilakukan sesering mungkin untuk memicu perkembangan respon dan kepekaan janin.

Para pakar menyarankan ibu hamil bercakap-cakap dengan janin sesering mungkin sambil memberi rangsang sentuhan. Selain hubungan dengan janin, terjalin lebih erat ini juga merangsang otak janin. Kegiatan mendidik sekaligus menghibur untuk janin yang juga bisa Anda lakukan?! Membacakan buku cerita pada malam hari sebelum Anda tidur (i think akan sangat baik jika kita bisa memberikan sirah-sirah para pembela din yang mulia ini, sirah nabi dan rasul, sirah sahabat2, dsb or we just say our hope, harapan2 yang baik pada janin tsb..)
Meskipun memberi rangsang adalah salah satu teknin mendidik janin dalam rangka memberi "makanan" pada otak, Anda sebaiknya juga bersikap bijak: tidak berlebihan. Anda perlu mengasah kepekaan juga, saat mengajarkan sesuatu kepada anak dalam kandungan Anda. Perhatikan waktu kegiatan dilakukan, durasi dan intensitas. Sebaiknya tidak berlebihan, lakukan ketika Anda sedang rileks, lakukan ketika janin dalam keadaan aktif. Lakukan paling lama 10 - 15 menit. 
Rangsangan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan bisa lebih efektif dilakukan ketika usia kehamilan di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.Perbanyak ibadah dan mengaji, alunan suara ibu yang sedang mengaji akan menstimulasi dan menenangkan calon bayi Anda.Suara-suara yang berirama tersebut akan mengeluarkan gelombang alfa. Gelombang ini bisa memberi ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman kepada si janin. Bahkan, si janin bisa berkonsentrasi saat mendengarkan alunan berirama tersebut.


>>Pengaruh psikologis sang bunda

Harapan orang tua terhadap kelahiran anak sangatlah berpengaruh terhadap kejiwaan anak Anda. Anak yang diharapkan orang tuanya akan merasa nyaman dengan dirinya, sedangkan mereka yang tidak diharapkan orang tuanya, apalagi jika ibunya pernah mencoba menggugurkannya, akan merasa ditolak dan tidak merasa nyaman dengan dirinya. Jadi jika Anda hamil karena KB Anda gagal, maka ubahlah perasaan Anda, harapkan anak yang ada di kandungan  Anda.  Janganlah merasa terpaksa menerima kehadirannya.
Seorang ibu harus menerima kehamilannya dengan ikhlas dan tidak terpaksa. Sebab, jika kehamilannya terpaksa maka pertumbuhan bayi tidak akan optimal. misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya. Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil karena menikah secara resmi atau kawin lari. Apakah si ibu mendapatkan dukungan dari sang suami atau tidak. Karena tanpa dukungan dari suami, perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan akan tak wajar.

Emosi ibu akan sangat berpengaruh terhadap emosi anak yang akan lahir nantinya. Para calon ibu,  jika Anda ingin melahirkan anak yang pandai, kuat, mandiri, janganlah gampang mengeluh atau manja terhadap pasangan atau keluarga Anda.  Anda tentu tidak ingin anak Anda gampang putus asa dan gampang mengeluh, kan ? Selalu berpikir positif dan berperanglah terhadap emosi Anda sendiri. Ibu yang kuat akan melahirkan anak-anak yang kuat.Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter atau zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya, jika si ibu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman, sehingga secara tidak sadar bayi akan terangsang untuk ikut gelisah.


>>Nutrisi dan Kesehatan Bunda
Hal yang harus diperhatikan agar kecerdasan anak berkembang secara positif sejak dalam kandungan, di antaranya, kebutuhan biologis (fisik) si bayi. Yaitu, nutrisi bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut bisa berupa asupan protein, karbohidrat, atau mineral. Nutrisi, kata Sudjatmiko lagi, bukan hanya dibutuhkan ketika ibu sedang mengandung. Ketika si ibu siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya. Sehingga, saat hamil, fisik si ibu sudah siap. Proses kehamilan pun akan berlangsung baik. Selain itu, ibu hamil tak boleh dalam keadaan mengidap penyakit yang bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Misalnya, malaria, tipus, bahkan batuk yang mengeluarkan dahak pun bisa mempengaruhi perkembangan si janin. 
Nutrisi yang dianjurkan adalah yang alami. Seorang ibu hamil memerlukan nutrisi lengkap yang cukup untuk kesehatan dirinya dan janin yang dikandungnya. Nutrisi ini akan sangat membantu pertumbuhan organ-organ penting si janin dan membantu mempertahankan daya tahan tubuh si ibu. Selain karbohidrat dan protein yang dikonsumsi selama hamil, si ibu juga perlu menambah asupan mineral yang cukup.  Karena dengan mineral ini daya tahan tubuh kita tetap seimbang dan sirkulasi asupan makanan di tingkat seluler dapat berjalan dengan baik. Mineral dapat diperoleh dari sayuran, susu, daging, dan sebagainya. Namun jika hanya mengandalkan makanan, mineral akan sangat kurang karena kandungannya sangat rendah, sementara saat hamil dibutuhkan mineral lebih banyak. Misalnya saja kalsium. Kenapa kalsium? karena kalsium pada tubuh yang normal (tidak dalam keadaan hamil) saja dibutuhkan sekitar 1000 mg perhari (WHO), berarti saat hamil kebutuhan tersebut menjadi lebih tinggi. Langkah petugas medis untuk mencegah kekurangan kalsium ini biasanya membekali ibu hamil suplementasi tablet kalsium 500 mg yang diminum setiap hari, yang berarti masih kurang 500 mg lagi. Padahal suplemen kalsium dari produk farmasi, biasanya merupakan kalsium anorganik, penyerapannya sangat kurang (antara 40-60% saja), yang berarti semakin berkurang lagi, bahkan defisit setiap harinya. Oleh karena itu dibutuhkan kalsium organik yang lebih cepat dan lebih banyak diserap oleh tubuh, dan juga aman bagi ginjal.
Hendaknya rezeki yang didapatkan berasal dari sumber yang halal supaya benih yang bakal dilahirkan itu berasal dari darah daging yang halal. Jangan buru-buru menyalahkan guru atau lingkungan ketika anak menjadi bodoh, nakal, atau pemarah. Pasalnya, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh perilaku orangtua, bahkan sejak dalam kandungan. Suatu hari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) mengunjungi salah seorang sahabatnya. Di rumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan anak sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya. Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang sahabat. Kata Nabi, “Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut istrimu saat sedang mengandung?” “Benar,” jawab sahabatnya. Ketika sang istri mengandung, ia memberi sebiji korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin pemiliknya. Nabi mengangguk-angguk ketika mendengar penuturan tersebut.


Last but not least...
Dalam agama Islam, bahkan mendidik anak dimulai sejak Anda memilih pasangan hidup Anda. Bagaimana bisa? Ya, karena memilih pasangan hidup berarti Anda memilih mau seperti apa anak Anda, bagaimana Ayah/Ibu yang akan mendidiknya, atau bahkan kemungkinan sifat atau kepandaian seperti apa yang akan dimiliki anak Anda. Bagi Anda yang belum berkeluarga, pertimbangkan dengan cermat calon pasangan hidup Anda, seperti apa dia dibesarkan dan dididik, karena biasanya akan seperti itu pula dia akan membesarkan calon Anak Anda. Cara termudah adalah dengan mengamati saudara-saudaranya (calon ipar Anda), bagaimana mereka sekarang adalah sedikit banyak karena didikan orang tuanya


Sumber-sumber:
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keluarga/Tips/keluarga.mendidik.anak.sejak.janin/001/005/127/3/1
http://wiwinjournal.com/wiwinjournal/di-kandungan/tips-mendidik-anak-sejak-di-kandungan/
http://dokternasir.web.id/2009/03/cetak-anak-jenius-sejak-kandunga.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar